Jumat, 27 Juni 2014

Going to the Distance

Going to the Distance

Selamat pagi Jakarta...

Cuaca di Jakarta beda banget sama di Surabaya yang super panas. Meskipun disini panas, tapi matahari pagi ga seterik di Surabaya. I try to love Jakarta and enjoy living here. Padahal sebelumnya ga bakal mau kalau disuruh kerja di Jakarta.Waktu di tanyain interview program pertukaran tahun lalu, sampai selesai program pertukaran dari Kanada aku aja jawab, lebih baik kerja di Surabaya dibanding Jakarta. Tapi ternyata.....it has changed now i am at Jakarta. Terkadang jangan terlalu membenci atau tidak menyukai sesuatu, karena itu memungkinkan terjadi di kemudian hari. Satu hal lagi yang pernah aku ga mau lakuin ketika aku masih SMA... yaitu membina hubungan jarak jauh. Tapi sekarang nyatanya, i do enjoy LDR dan itu menjadi suatu hal yang anti-mainstream ketika semua pasangan menginginkan dekat dengan pasangannya aku menganggap kalo jarak jauh justru menjadi assessment pasangan tersebut.

Agak sedikit melebar sih, hehehe tapi kemaren di kantor sempet ikutan tes MBTI, dan hasil yang keluar 90% pas banget sama kepribadian aku. Kebetulan aku dapet ESTP, I am totally easy going, down to earth, flexible, loving social activity, gregarious, realistic, objective, thinking, perceiving and so on. Dengan kepribadian yang spark up tentunya aku ga suka sesuatu hal yang flat dan rutin. Ketemu orang baru dan bersosialiasi merupakn salah satu hobi aku, termasuk menjadi frequent flyer. Menjadi orang yang nomaden, pindah dari satu tempat ke tempat lain, menginjakkan kaki di tempat baru, mengeksplorasi diri dan dunia ini.

Melihat kepribadian aku yang seperti itu, tentu memungkinkan aku dan pasangan untuk melakukan hubungan jarak jauh. Lagi-lagi LDR, hal yang sangat pantang atau mungkin haram buat beberapa pasangan untuk dijalani. Sapa juga yang mau pacaran sama hape? sapa yang mau pacaran sama skype? pacaran sama suatu hal yang virtual? Sama-sama sibuk kan? capek pastinya.. ada orang yang lebih milih untuk mundur dan memilih untuk membina hubungan sama orang yang deket sama dia. Pilihan itu kembali lagi ke tiap individu masing-masing.

Aku pribadi...LDR itu merupakan konsekuensi yang berani kita ambil ketika hati kita sudah menentukan bahwa DIA yang tepat untuk kita. Disini kesetiaan dan komitmen menjadi kunci. Ketika kita melihat LDR sebagai konsekuensi yang diambil, maka kita berani mengambil segala resiko. Susah memang karena kita setiap hari berinteraksi dengan orang lain, pasti ada peluang untuk suka dengan orang didekat kita. Tetapi, kedewasaan menjadi kunci. Berteman boleh, tapi hanya sebatas teman. Tidak lebih. Dalam hubungan ga baik juga kalo kehidupan sosial pasangan kita terbatasi, tetapi bagaimana kita bisa menjadikan pasangan kita menjadi orang yang terbaik buat kita.

Jarak yang menjadi penghalang harusnya tidak dihindari, tetapi ditaklukan untuk mengetahui seberapa serius pasangan kalian :). Jangan takut dengan hubungan jarak jauh. Semakin km berani mengambil resiko tersebut, km bakal tau seberapa serius dan komitmen pasangan km ke km. Buat hal tersebut menjadi beda. Ketika km LDR dan tiba waktunya buat kalian untuk ketemu, rasanya tentu berbeda dengan hubungan pacaran biasanya. Momen pertemuan menjadi hal yang sangat amat dinantikan dan dibuat seindah mungkin. Ketika km berhasil melalui hubungan jarak jauh tersebut, maka.....kedewasaan hubungan kalian merupakan poin plus yang ga dimiliki orang-orang pacaran lainnya.


xoxo
Sophie

cek link dibawah ini :)
keren!
http://www.youtube.com/watch?v=CRMhZAWqKCk